"Buku
adalah jendela dunia". Ungkapan ini merupakan gambaran tentang pentingnya
membaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita, tetapi tidak jarang kita
jumpai orang yang tidak suka membaca. Minat baca seharusnya ditumbuhkan sejak
anak masih kecil. Bahkan sebenarnya minat baca dapat dipupuk mulai sang anak
masih di dalam kandungan. Banyak ibu yang 'mengajak' janinnya membaca dengan
membacakan cerita apa saja seperti cerita nabi atau cerita sahabat nabi. Kini,
banyak orang tua yang sudah mulai menyadari pentingnya menumbuhkan minat baca
pada anak. Kegiatan ini biasanya dimulai pada usia prasekolah. Masa ini
merupakan fase yang sangat penting dan serius karena merupakan fase dasar dan
pembinaan yang menjadi bekal untuk fase-fase kehidupan anak berikutnya. Namun
minat baca masyarakat saat ini perlu untuk ditingkatkan, tak terkecuali bagi
masyarakat desa.
Minat baca
masyarakat Indonesia sendiri saat ini masih sangat rendah. Itu terlihat dari
data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2006. Bahwa, masyarakat
kita belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan
informasi. Orang lebih memilih menonton TV (85,9%) dan/atau mendengarkan radio
(40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%) (www.bps.go.id). Data lainnya, misalnya
International Association for Evaluation of Educational (IEA). Tahun 1992, IAE
melakukan riset tentang kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar (SD) kelas
IV 30 negara di dunia. Kesimpulan dari riset tersebut menyebutkan bahwa
Indonesia menempatkan urutan ke-29. Angka-angka itu menggambarkan betapa
rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak SD.
Rendahnya
minat masyarakat desa untuk membaca, dapat disebabkan oleh :
- Ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya perpustakaan dengan buku-buku yang bermutu dan memadai.Bisa dibayangkan, bagaimana aktivitas membaca seseorang tanpa adanya buku-buku bermutu. Untuk itulah, ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya perpustakaan dengan buku-buku bermutu menjadi suatu keniscayaan bagi kita. Dengan kata lain, ketersediaan bahan bacaan memungkinkan tiap orang dan/atau anak-anak untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan kepentingannya. Dari situlah, tumbuh harapan bahwa masyarakat kita akan semakin mencintai bahan bacaan. Implikasinya, taraf kecerdasan masyarakat akan kian meningkat; dan oleh karena itu isyarat baik bagi sebuah kerja perbaikan mutu perikehidupan suatu masyarakat.
- Banyaknya keluarga di Indonesia yang belum mentradisikan kegiatan membaca. Padahal, jika ingin menciptakan anak-anak yang memiliki pikiran luas dan baik akhlaknya, mau tidak mau kegiatan membaca perlu ditanamkan sejak dini. Bahkan, Fauzil Adhim dalam bukunya Membuat Anak Gila Membaca (2007) mengatakan, bahwa semestinya memperkenalkan membaca kepada anak-anak sejak usia 0-2 tahun. Apa pasal?
Sebab, pada
masa 0-2 tahun perkembangan otak anak amat pesat (80% kapasitas otak manusia
dibentuk pada periode dua tahun pertama) dan amat reseptif (gampang menyerap
apa saja dengan memori yang kuat). Bila sejak usia 0-2 tahun sudah dikenalkan
dengan membaca, kelak mereka akan memiliki minat baca yang tinggi. Dalam
menyerap informasi baru, mereka akan lebih enjoy membaca buku ketimbang
menonton TV atau mendengarkan radio.
Minat baca
masyarakat desa yang masih rendah tentu saja harus ditingkatkan. Kata-kata ABRI
masuk desa dan bidan masuk desa sudah sering didengar. Maka, dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa, sudah saatnya digaungkan perpustakaan masuk desa.
Sebagai
salah satu usaha untuk meningkatkan minat baca masyarakat , khususnya
masyarakat desa, pemerintah seharusnya menyediakan bahan bacaan yang cukup bagi
masyarakat seperti koleksi buku-buku yang terkait dengan profesi
masyarakat setempat, tentunya itu akan sangat membantu. Misalnya saja jika di
desa tersebut ada petani, nelayan, peternak, dan berbagai profesi yang lain
kemudian masing-masing masyarakat mau belajar dengan media perpustakaan desa,
maka 2013 sangat mungkin mereka akan menjadi lebih maju dalam mengelola
pertanian, peternakan, perikanan dan lain-lain.
Perpustakaan desa atau kelurahan memiliki peran yang
sangat penting untuk menopang dan menunjang Sumber Daya Manusia (SDM)
masyarakat di sebuah desa. Untuk itu pemerintah diharapkan dapat membangun dan
memgembangkan perpustakaan desa atau kelurahan. Karena dengan adanya
perpustakaan desa atau kelurahan akan tercipta minat baca dan semangat belajar
bagi masyarakat, dan para remaja yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi serta memotivasi mereka untuk dapat terus belajar
melalui buku-buku (koleksi) dan informasi yang ada di perpustakaan
sesuai bidang-bidang yang diminati.
Selain pemerintah diharuskan menyediakan bahan bacaan yang cukup, membangun dan
mengembangkan perpustakaan, pemerintah juga perlu menata system pengolahan
perpustakaan desa atau kelurahan.Melihat betapa pentingnya keberadaan
perpustakaan di Desa atau Kelurahan sebagai salah satu saranayang amat efesien
dan efektif untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat. Oleh karena itu
diharapkan setiap perpustakaan desa atau kelurahan memiliki tenaga pengelola
yang berkualitas, sehingga dapat mengelola dan memfungsikan perpustakaan dengan
baik dan benar dalam upaya menjadikan infoFmasi sebagai sarana dalam
mencerdaskan kehidupan masyarakat.
Selanjutnya,
pemerintah daerah dan pusat bisa juga menggalakkan program perpustakaan
keliling atau perpustakaan menetap di daerah-daerah. Sementara soal
penempatannya, pemerintah bisa berkoordinasi dengan pengelola RT/RW atau
pusat-pusat kegiatan masyarakat desa (PKMD). Semakin besar peluang masyarakat
untuk membaca melalui fasilitas yang tersebar, semakin besar pula stimulasi
membaca sesama warga masyarakat.
Didirikanya
sebuah perpustakaan di desa atau kelurahan adalah salah satu usaha yang
dilakukan oleh pemerintah dan pimpinan desa untuk mencerdaskan warganya dan
meningkatkan minat baca masyarakat, khusnya masyarakat desa. Diharapkan dari
masyarakat desa setelah dibangun perpustakaan tumbuh kegemaran membaca. Dari
kegemaran membaca itulah pengetahuan dan wawasan warga meningkat. Selain itu,
mereka juga bisa berkreasi dan berinovasi, menerapkan pengetahuan baru yang
didapat dari membaca buku. Sehingga mata pencaharian mereka seperti bercocok
tanam, berternak, mengelola domba, berwiraswasta, maupun keahlian lain yang
selama ini hanya diperoleh dari turun temurun, dpat berkembang
sebagaimana hasil yang diharapkan. Sehingga diharapkan masyarakat dapat
meningkatkan minat bacanya melalui perpustakaan desa.
Kepustakaan
:
http://www.bimba-aiueo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=142:mengatasi-rendahnya-minat-baca-di-indonesia&catid=54:artikel&Itemid=76/21.05/13-04-2012
http://writingsdy.wordpress.com/2007/06/01/mengatasi-rendahnya-minat-baca-di-indonesia/21.15/13-04-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar